Story Fun 2: Tambahkan Emosi dalam Cerita

Pendahuluan: Dari Receh Jadi Berasa
Setelah di Story Fun 1 kamu terbiasa bercerita sederhana, langkah berikutnya adalah Story Fun 2. Di level ini, cerita kamu bukan lagi sekadar lucu atau receh, tapi mulai mengandung emosi.
Kenapa penting? Karena emosi bikin cerita lebih hidup, lebih mudah nyambung, dan bikin orang lain ikut merasakan pengalamanmu.
Cerita yang emosional bukan berarti harus sedih. Emosi bisa macam-macam: senang, kaget, malu, gemas, atau bahkan awkward. Semua itu memberi “rasa” pada cerita.
Apa Itu Story Fun 2?
Story Fun adalah tahap bercerita dengan menambahkan sentuhan emosi. Kalau di level 1 cerita hanya fakta ringan, maka di level 2 kamu mulai membawa pembaca untuk ikut merasa.
Contoh perbedaan:
Story Fun 1: “Aku lupa bawa payung, pulang jadi basah kuyup.”
Story Fun 2: “Aku lupa bawa payung, pulang jadi basah kuyup. Rasanya kayak baru selesai audisi sinetron hujan-hujanan, cuma tanpa adegan romantisnya.”
Bedanya? Versi kedua bikin pembaca ikut merasakan suasana + dapat bumbu emosi (malu, konyol, nyesek).
Kenapa Emosi Penting dalam Story Fun?
1. Membuat Cerita Melekat. Orang lebih ingat cerita yang bikin mereka merasa sesuatu.
2. Menghidupkan Karakter. Kamu jadi terlihat nyata, bukan robot update status.
3. Meningkatkan Engagement. Audiens lebih mudah komen kalau merasa ikut relate secara emosional.
4. Bikin Timeline Lebih Human. Cerita emosional memberi warna, bukan sekadar informasi.
Jenis Emosi yang Bisa Dipakai di Story Fun dua
Kamu nggak harus menulis dramatis. Pilih emosi ringan yang gampang ditemui:
Bahagia: cerita sukses kecil, kejutan manis, momen menyenangkan.
Kaget: kejadian tak terduga, hal random di jalan, atau twist lucu.
Malu: momen kocak yang bikin pipi panas.
Kangen: kenangan kecil yang bikin hangat.
Bangga: pencapaian sederhana yang berarti.
Kesal: hal receh yang bikin jengkel tapi tetap lucu kalau diceritain.
Ciri-Ciri Story Fun dua
1. Ada perasaan yang ditonjolkan.
2. Mengajak pembaca ikut merasakan.
3. Biasanya lebih panjang sedikit dari Story Fun 1 (2–5 kalimat).
4. Tetap ringan, tapi lebih “berisi”.
Contoh Story Fun dua
1. Bahagia
“Akhirnya dapat kursi dekat jendela di kereta. Rasanya kayak dapat VIP seat gratis, padahal tiketnya tetap Rp 3000.”
2. Malu
“Lagi sok gaya buka pintu kafe, eh ternyata harus didorong bukan ditarik. Malunya dobel karena dilihatin seisi ruangan.”
3. Kesal
“Udah ngantri 20 menit, sampai depan malah habis. Rasanya pengen nangis sambil ketawa.”
4. Kaget
“Pesen kopi susu, yang datang malah kopi hitam. Mungkin semesta lagi ngajarin aku buat jadi lebih kuat.”
Cara Membuat Story yang Menarik
1. Mulai dengan Fakta. Ceritakan dulu apa yang terjadi.
2. Tambahkan Perasaan. Ungkapkan bagaimana kamu merasakannya.
3. Beri Sentuhan Humor atau Twist. Biar tetap fun, jangan terlalu serius.
4. Gunakan Bahasa Natural. Tulis seolah-olah lagi cerita ke sahabat.
5. Batasi Panjang. Jangan sampai jadi esai, cukup singkat tapi berasa.
Story Fun 2 di Media Sosial
Cerita dengan emosi ringan terbukti lebih engaging di platform sosial. Contohnya:
Twitter (X): thread pengalaman konyol dengan punchline emosional.
Instagram: caption cerita dengan foto sederhana.
Loopyu: update singkat yang bikin orang lain nyaut “HAHA gue juga pernah!”.
Cerita emosional biasanya mengundang komentar lebih banyak karena orang merasa punya pengalaman serupa.
jadi kamu juga perlu membaca panduan pemula story fun, biar semakin mahir buat story di Loopyu.
Manfaat Latihan Story Fun 2
1. Meningkatkan Koneksi. Audiens merasa dekat karena bisa relate dengan emosi.
2. Memperkuat Personal Branding. Kamu dikenal sebagai orang yang hangat, bukan sekadar informatif.
3. Bikin Timelin Lebih Hidupe. Emosi bikin postingan punya warna.
4. Melatih Kepekaan. Kamu jadi peka melihat emosi di balik peristiwa kecil.
Kesalahan yang Perlu Dihindari di Story Fun 2
- Terlalu Drama.
- Jangan sampai kayak sinetron.
- Tetap fun.
- Terlalu Datar.
Kalau tanpa emosi, kembali jadi Story Fun 1.
Curhat Panjang. Ingat, ini bukan diary, tapi hiburan singkat.
Bahasa Kaku. Hilangkan formalitas, biarkan mengalir.
Perbandingan: Story Fun 1 vs Story Fun 2
Story Fun 1: fokus pada cerita sederhana.
Story Fun 2: cerita sederhana + emosi. Analogi gampangnyaitory Fun 2: cerita sederhana + emosi.Analogi gampangnya:
Story Fun 1 = foto hitam putih.
Story Fun 2 = foto yang mulai dikasih warna.
Latihan Membuat Story Fun 2
Coba tulis ulang cerita harianmu dengan menambahkan emosi. Misalnya:
Versi 1 (Story Fun 1):
“Aku ketinggalan bus pagi ini.”
Versi 2 (Story Fun 2):
“Aku ketinggalan bus pagi ini. Rasanya kayak ditinggal mantan pas lagi sayang-sayangnya.”
Lihat bedanya? Versi kedua bikin orang senyum karena ada perasaan + humor.
Jalan Menuju Story Fun 3
Kalau kamu sudah nyaman menambahkan emosi, langkah berikutnya adalah Story Fun 3: Visual dan Detail.
Di level itu, kamu akan belajar menambahkan deskripsi lebih kaya, membuat cerita terasa hidup layaknya film mini.
Penutup
Story Fun 2 adalah tahap belajar menambahkan emosi ke dalam cerita sederhana. Dengan begitu, kontenmu lebih berasa, lebih engaging, dan lebih manusiawi.
Ingat, orang mungkin lupa detail ceritamu, tapi mereka akan selalu ingat bagaimana perasaan yang kamu buat saat mereka membacanya. Jadi mulai sekarang, jangan hanya bercerita apa yang terjadi, tapi ceritakan juga bagaimana perasaanmu saat itu.
Karena di Loopyu, vibes itu penting—dan Story Fun 2 adalah cara paling fun untuk menebarkan vibes lewat emosi.
2 Replies to “Story Fun 2: Tambahkan Emosi dalam Cerita”