
Lift nomor 4 adalah dimana gue nggak pernah percaya sama cerita horor. Beneran. Sampai akhirnya gue ngalamin sendiri kejadian paling absurd yang sampai sekarang masih bikin bulu kuduk gue merinding kalau diinget. Ceritanya begini…
Hari itu, gue baru pulang dari kantor jam 11 malam. Lembur. Klise. Tapi realita hidup karyawan baru ya gitu, bro. Kantor gue ada di lantai 17 gedung tua di pusat kota Jakarta.
Lift-nya? Ada 5. Tapi yang aktif cuma 4, karena lift nomor 3 lagi diperbaiki, dan nomor 5 katanya udah nggak dipakai sejak lama.
Pas gue keluar dari ruang kerja, gedung udah sepi. Kayak gedung kosong. Yang ada cuma suara AC dan langkah kaki gue sendiri.
Gue pencet tombol lift.
DING
Lift nomor 4 kebuka. Sejujurnya gue rada ragu. Biasanya gue naik lift nomor 1 atau 2. Tapi, yaudah lah. Cape juga mau nunggu lift lain.
Gue masuk. Di dalam, lampunya remang-remang, tapi masih cukup terang. Gue pencet lantai G. Lift nutup.
Tiba-tiba…Lift nggak turun. Tapi malah naik.
Gue otomatis pencet tombol G lagi. Nggak respon. Gue pencet tombol STOP. Masih nggak bisa. Terus lift berhenti di lantai 20. Padahal, gedung ini cuma sampe lantai 18.
Gue bengong.
TING!
Pintu kebuka.
Kosong. Cuma lorong gelap. Lantainya berdebu, kayak nggak pernah dipakai. Ada satu papan penunjuk di depan lift:
Laboratorium Psikologi – Subjek Proyek L4
Gue langsung pencet tombol tutup lift. Tapi pas pintu mau nutup, ada suara langkah kaki… cepat… makin dekat…Tiba-tiba…
SESEORANG LOMPAT MASUK!
Gue kaget setengah mati.
Orang itu—atau makhluk? berpakaian putih, rambut acak-acakan, matanya kosong. Dia nggak ngomong. Cuma berdiri di pojok lift, diam, sambil menghadap tembok lift.
Gue mundur pelan. Nggak berani nafas keras-keras. Jantung gue deg-degan kayak gendang dangdut koplo.
Lift turun perlahan. Lantai 18… 17… 16…Gue mulai ngerasa aneh. Setiap lewat lantai, lampu dalam lift makin redup. Pas sampe lantai 10, lampu padam.
Gelap total.
Gue mau fales, tapi suara orang itu—atau makhluk itu—bikin gue membeku:
“Kamu pernah mimpi jatuh dari gedung ini, kan?”
Gue diem. Bingung. Kok dia tahu?
Gue pernah mimpi itu. Beberapa kali, bahkan. Mimpi gue jatuh dari lantai atas gedung ini, dan selalu kebangun sebelum nyampe bawah.
“Gue… siapa lo?” Gue akhirnya berani buka suara.
Dia nggak jawab.
Lampu nyala lagi. Tapi dia udah nggak ada.
Sendiri. Gue sendirian lagi di dalam lift.
Lift akhirnya sampe di lantai G. Pintu kebuka. Tapi yang kebuka…bukan lobi.Yang ada cuma lorong panjang, penuh kaca cermin kanan kiri, kayak labirin. Di ujung lorong ada pintu putih. Tulisannya:
Selamat Datang di Ulang Tahun Kematianmu
Hah?
Gue panik. Ngecek HP—nggak ada sinyal. Jam di HP stuck di 00:00.
Gue coba masuk ke lorong itu. Tiap langkah, suara gema kaki gue sendiri makin keras. Gue jalan pelan, tapi cermin-cermin di kiri-kanan mulai berubah. Awalnya cuma bayangan gue sendiri. Tapi makin lama…Cerminnya nunjukin kenangan hidup gue.
Waktu gue kecil jatuh dari sepeda. Waktu gue nembak cewek pertama kali. Kejadian aku dimarahin bos. Semua ada. Kayak film yang disiarin dari memori pribadi.
Tapi… di cermin terakhir, ada satu kenangan yang bikin gue gemetar.
Gue, berdiri di pinggir atap gedung kantor. Senyum. Dan… lompat.
Gue nggak inget pernah ngalamin itu. Tapi kenangan itu keliatan real.
Di detik gue menyentuh pintu putih itu, ada suara dari belakang: “Selamat datang kembali, Subjek L4.”
Gue balik badan.
Orang berpakaian lab coat berdiri sambil mencatat sesuatu di clipboard. Di belakang dia ada ruangan besar penuh layar monitor. Di layar itu… ada puluhan versi diri gue, masing-masing ngelakuin hal berbeda: ada yang kerja, ada yang tidur, ada yang naik lift… kayak multiverse Loopyu tapi versi nyata.
Gue nggak bisa teriak. Mulut gue kunci.
Orang itu bilang: “Kamu bukan yang pertama gagal kabur dari eksperimen ini. Tapi kamu yang pertama sadar… dan itu menarik.”
Tiba-tiba…Gue kebangun. Di ruang kerja.
Jam di laptop: 23.01. Sama persis kayak tadi.
Lampu masih nyala. Teman kerja gue udah nggak ada. Semua sepi.
Gue kaget. Apa barusan mimpi? Tapi tangan gue gemeteran. Keringat dingin.
Pas gue lihat ke layar laptop, ada satu file yang nggak pernah gue buka sebelumnya. Namanya:
Lift Nomor 4 L4_PROJECT_SUBJECT_231
Gue klik.
Isinya? Video rekaman lift.
Rekaman itu nunjukin gue…naik lift nomor 5.
Padahal tadi gue masuk lift nomor 4.
Dan lift nomor 5… udah mati total sejak tahun lalu.
EPILOG
Besoknya, gue izin nggak masuk kerja. Alasan klasik: sakit. Tapi sebenernya, gue cari tahu soal lantai 20. Ternyata, gedung ini emang cuma punya 18 lantai.
Lantai 20 nggak ada.Nggak pernah ada.
Dan lift nomor 5?
Masih dipasang garis polisi. Katanya, pernah ada yang hilang di sana… dan nggak pernah ditemukan sampai sekarang.
Loopyu Notes:
Kadang hidup itu kayak lift rusak. Lo kira turun ke bawah, ternyata malah naik ke tempat yang nggak pernah lo kenal. Cerita ini? Fiksi. Atau mungkin… pengalaman seseorang yang akhirnya bisa cerita di sini.
Kalo kamu yang ngalamin, kamu bakal gimana? Masuk ke lift… atau pilih tangga?
#StoryFun #LoopyuVibes #CeritaGueHariIni
Hai, ini merupakan sebuah komentar.
Untuk mulai memoderasi, mengedit, dan menghapus komentar, silakan kunjungi layar Komentar di dasbor.
Avatar komentator diambil dari Gravatar.